Cerita-Cerita, Nggak Cerita-Cerita

Kan aku lagi nulis cerita, fiksi, novel. Aku pikir dengan sedikit merencanakan dan mengeluarkan plot yang ingin kukarang bakal membantu. Tapi akhirnya aku nggak bisa ngerjainnya. Karena terbebani oleh plot yang kubuat sendiri. Awalnya aku udah nulis, meski tanpa plot yang jelas dan kuat. Nulisnya lancar, karena isinya jadi ngoceh ini-itu tentang apa yang kupahami sendiri. Akhirnya jadi menelantarkan plot dan karakter-karakter lainnya yang belum sempat kesentuh. Binguuuungg….

Gimana ya aku harus melakukannya? Aku harus menemukan celah yang sempurna untuk memasukkan diriku sendiri, seutuhnya, kedalam ceritaku sehingga tidak lagi terganggu oleh rencana-rencana, ide-ide tertulis dan plot yang sudah kubuat. Aku kecolongan, bisa dibilang.

Sekarang aku bener-bener empet mikirin ceritaku, plotku. Walaupun aku masih pengen banget bikin cerita drama yang bagus. Well, nggak harus bagus. Sekali lagi aku membangun pola pikir yang bakal membenaniku: “harus bagus.”

Aku butuh penyegaran. Aku harus melupakan sejenak proyek tulisanku itu. Supaya bisa memulai sesuatu yang lebih fresh dan bebas beban. Nggak bebas beban juga sih. Aku suka konsep disiplin nulis setiap hari, walau sedikit. Aku ingin kembali pada disiplin itu sekaligus membawa plot yang bertenaga dan nggak membenani.

Aku nggak bisa metik pelajaran apapun dari ini. Kecuali mungkin, jangan “banyak cerita!” kalau mau nulis cerita. Cerita-cerita, akhirnya nggak jadi-jadi nulis cerita. =.=’

Tulis Komentar