Sampul

Salah satu pekerjaan penerbit buku adalah bikin desain sampul/cover untuk buku-buku terbitannya. Kalau buku dari penulis lokal, kita bisa tahu desain sampulnya seperti apa dari cetakan pertama dan cetakan selanjutanya (kalaupun berubah). Sementara kalo buku-buku terjemahan dari penulis-penulis luar negeri, biasanya tiap negara punya atau dijatahin desain sampul yang beda-beda.

Biasanya aku ngeliat desain-desain yang beda-beda ini kalo pas googling judul buku tertentu. Dan dari situ pula aku bisa membandingkan desain-desain cover sebuah buku di berbagai negara dan penerbit. Jujur, kebanyakan aku lebih suka desain cover buku aslinya atau cover versi lain ketimbang yang versi Indonesia. Bukan karena desain buatan Indonesia nggak bagus. Tapi biasanya desain cover asli atau versi negara lain lebih simpel dan kelihatan ‘literatur sekali’. Halahahay.

Aku ambil contoh salah satu buku yang sedang kubaca nih, Wolf Totem karya penulis Cina yang memenangkan Man Asian Literary Prize, Jiang Rong.

Tapi aku nggak tahu nih cover-cover dari negara mana aja. Hehe. Mungkin ada yang bisa tahu dilihat dari bahasanya. Yang jelas, cover pertama dari kiri-atas adalah cover edisi pertamanya. Cover merah dibawahnya adalah versi Indonesia. Variatif dan kreatif tentunya. Kalau favoritku, mungkin yang…umm…. Yang biru. Urutan ketiga dari kiri atas. Cover setelahnya itu kalau nggak salah digunakan untuk cover audio book-nya.

Semua cover-nya sih bagus-bagus dan artistik. Tapi pada pandangan pertama, aku suka sama cover yang biru itu.

Wolf Totem ini adalah novel semi-biografinya Jiang Rong. Ditulis berdasarkan pengalamannya sendiri saat menjadi pelajar di tahun 1960-an, ketika dia dan beberapa pelajar Cina lainnya tinggal di perkampungan Mongolia untuk belajar hidup seperti orang Mongol disana.

Karakter utamanya adalah Chen Zhen. Bersama kepala kampung/suku, Bilgee, Chen, Yang Ke dan pelajar-pelajar lainnya ikut dalam setiap perburuan dan belajar tentang kehidupan serigala. Menurut kepercayaan orang Mongol padang rumput, kehidupan di padang berada dibawah kekuasaan Tengger, semacam dewa yang bijaksana dan penjaga keseimbangan kehidupan padang rumput. Mereka percaya bahwa manusia dan serigala punya jatahnya sendiri-sendiri, jadi tidak ada alasan untuk saling menyakiti. Tapi manusia juga harus tetap waspada dan belajar cara menaggulangi jika terjadi serangan dari serigala terhadap hewan-hewan ternak atau ketika manusia menggembala kuda.

Setelah serangan yang mengerikan yang terjadi pada kuda-kuda, pemerintah dan militer mengeluarkan perintah untuk membasmi para serigala padang. Hal ini tentu dapat merusak keseimbangan alam. Dan Chen justru sedang jatuh cinta pada serigala, ketika ia memutuskan untuk menculik dan mengasuh seekor anak serigala dari sarangnya.

Aku belum baca sampai habis. Baru sampe pas nyeritain Chen yang berusaha nyulik anak serigala. Habisnya tebel banget bukunya. Tebel dan dimensi ukurannya panjang-besar. Huhuu… 😕

Novel ini udah difilmkan juga loh. Kalo nggak salah rilis pada tahun 2009 lalu. Tapi aku belum nonton. (Ntar cari di rental ah…)

Kembali ke masalah sampul atau cover, aku juga kurang tahu bagaimana kebijakan yang berlaku di kalangan penerbit mengenai desain sampul. Tapi emang kalo diperhatiin, tiap penerbit punya ciri khas dan karakter sendiri dalam memilih dan membuat desain sampul. Karena gimanapun, desain sampul yang eye-catching bakal menarik lebih banyak calon pembeli pembaca untuk mencaritahu isi bukunya.

Kalau kamu, ada nggak cover buku favorit yang kamu suka sampe sekarang?

Desain cover Wolf Totem versi-ku