Mungkin sudah bisa diduga hal yang saya bicarakan disini adalah pekerjaan paparazzi. Mereka menguntit para artis untuk mendapatkan gambar-gambar pribadi sang selebriti dan menjualnya ke majalah tempat mereka bekerja.
Gambaran paparazzi ini pernah digambarkan dalam kartun favorit saya, The Simpsons.
Episode yang dimaksud adalah “Homerazzi”, episode ke-16 pada season 18. Ceritanya, keluarga Simpsons mengalami kerugian akibat kebakaran kecil. Karenanya mereka menyimpan barang-barang paling berharga yang mereka miliki kedalam lemari besi untuk menjaganya dari kerusakan. Salah satu barang itu adalah album foto keluarga.
Eh nggak tahunya terjadi kecelakaan di dalam lemari besi itu yang menyebabkan semua barang-barang berharga the Simpsons hancur lebur, termasuk album foto yang sangat disayangi Marge. “It’s like what a resume is to a man,” katanya sambil terisak.
Akhirnya mereka menjalankan sebuah ide yaitu me-restage atau me-reka ulang foto-foto keluarga mereka, dari saat anak-anaknya masih bayi, foto liburan, sampai foto saat pemutaran film (yang memparodikan) Star Trek.
Ternyata diantara foto-foto mereka tertangkap gambar selebriti Duffman yang sedang berkencan dengan Booboorella, yang dari dialog Bart saya asumsikan ia aslinya adalah seorang pria transgender. 😆
Tiba-tiba Marge berkata bahwa mereka bisa menjual foto kontroversial itu ke majalah. Ia beralasan karena uangnya bisa digunakan untuk mengganti biaya kerusakan akibat kebakaran sebelumnya.
Sejak itulah Homer jadi paparazzi. Ia pun mendapat penghasilan yang lumayan dari mengambil foto-foto selebritis. Hingga puncaknya, Homer merusak acara pernikahan Rainier Wolfcastle, seorang aktor laga yang populer layaknya Arnold Schwarzenegger.
Rainier pun mengumpulkan para artis dan publik figur untuk memperkenalkan seorang paparazzo lain. Paparazzi itu disewa untuk balas mempermalukan Homer dengan mengambil foto-fotonya yang memalukan dan memuatnya di majalah.
Akhirnya Homer pun memutuskan tobat jadi paparazzi, sementara para selebritis setuju untuk lebih ramah pada fans. Hehehe.
Jika kamu ada di posisi Homer, maukah kamu melakukan pekerjaan paparazzi dan menggunakan privasi selebritis untuk mendapatkan uang?
gambar: en.wikipedia.org/wiki/Homerazzi; lemondedessimpson11.e-monsite.com; hellspy.com
wow, paparazzi sepertinya pekerjaan menantang…
menurut saya juga pekerjaannya itu seru. tapi kalo saya jadi paparazzi, mungkin rada2 menjaga batas apa yang saya jepret. kasian juga artisnya. hihi.
Kita kadang suka salah kaprah: ada hal yang mungkin masih bisa dan layak dishare ada juga yang tidak sama sekali.
Infotainment menjadi besar dan mungkin ‘hidup’ karena menjual cerita yang tidak layak itu.
Banyak dosanya Ham. Kasihan kan kalau gara-gara satu berita. Yang menikah langsung jadi cerai.
iya mas betul. kalopun mesti ada, harus dibatasi.
Hehe, kitanya kadang berlaku di luar batas Ham. 😀
kalo saya lebih milih jadi artisnya daripada jadi paparazi. eh. saya kan sudah jadi artis, ga milih keduaduanya berarti 😛
haha pilihan yang bijak. hloh.
mendapatkan uang dengan menghancurkan orang lain sangat tidak bijak gan…
setuju kang. makanya harusnya ada batasan apa yang dipublikasikan.
benar gan….
kok setelah baca ini pengen nonton kartunnya ya
haha iya cari deh kartunnya. koplak bener the simpsons ini. 😆
Hahaha, pilihan menarik dan bikin galau gan ilham, kalo ane jadi Homer, tapi ya itulah kerjaan semua pihak yg bernaung di bawah panji media, idealisme mereka letakan di atas meja pertaruhan
awalnya tergiur uangnya, lama2 ketagihan mencuri privasi orang lain.
Wartawan ya gan?
bukan gan. usahawan kecil. 😛
Kayaknya kalo misal paparazi udah gak ada, jadi gak rame dunia infotainment kali mas. 😀
iya betul tapi seharusnya dimulai batasan apa yang boleh dipublikasikan. kasian juga artis2nya.
Iya mas. Apalagi sekarang media kan udah bener-bener mulut dewa. Bisa mbolak balikin fakta. Dimanapun politik juga udah masuk ke ranah ini.
Ya maklum, sekarang, media lah yang paling deket sama masyarakat. CMIWW
he’e bener. media bisa bikin propaganda, bikin pemahaman yang keliru di masyarakat.
Ping balik: Ada Harga, Ada Rupa | The Moon Head