Pernahkah kamu merasa tidak bisa hidup setelah putus dari seorang mantan, atau terobsesi pada sosok/tokoh tertentu sampai sedih dan patah hati?
Cinta adalah salah satu kata yang paling sering digunakan dalam berbagai bahasa dunia. Namun di sisi lain orang sering menggunakannya untuk mengesahkan suatu ketergantungan emosional terhadap seseorang.
Seringkali kita tergantung secara emosional terhadap seseorang untuk menutupi kebutuhan emosional yang belum terpenuhi.
Jika kita jatuh cinta berdasarkan kekurangan emosional ini, kita memberikan tanggungjawab kepada orang lain atas kebahagiaan dan rasa-keberhargaan diri kita. Dan jika orang itu melakukannya dengan baik sesuai keinginanmu, maka kamu menyebutnya “jatuh cinta.”
Dan ketika kita merasa tidak bisa hidup tanpa orang tersebut, itu disebut ketergantungan emosional. Bagian dirimu yang jatuh cinta adalah sosok anak kecil dalam dirimu yang membutuhkan cinta dan kasih sayang serta menyadari kelayakan dirimu sendiri.
Jika kamu memilih seseorang berdasarkan rasa kekurangan emosionalmu, kamu akan memilih orang yang kamu percaya mau mengisi dirimu. Masalahnya, kamu akan cenderung memilih orang dengan level emosional yang sama sehingga dia akan berharap kamu mengisi dirinya juga. Jika masing-masing saling membutuhkan cinta, maka akhirnya hanyalah kekecewaan, saling menyalahkan karena “kamu tidak mencintaiku dengan cara yang kumau.”
Ketergantungan Emosional:
- Kondisi bergantung atau dikontrol oleh seseorang atau sesuatu hal lain;
- Menjadi terlalu toleran meski hal itu mengubah kebiasaanmu secara fisik maupun psikologis.
Namun jika kamu mencintai seseorang sebagai orang dewasa yang berkemampuan untuk memberi cinta, dan mampu mencintai diri sendiri dari dalam, kamu juga akan menarik orang yang melakukan hal serupa.
Kamu akan merasakan keterisian dari dalam karena kamu menanggung sendiri tanggungjawab untuk menghargai dan mencintai dirimu. Hasratmu akan berubah dari membutuhkan menjadi dorongan untuk membagikan cinta kepada orang lain, termasuk kepada orang yang telah mampu mengisi dirinya sendiri dengan cinta.
Belajarlah memberikan kepada orang lain apa yang kamu butuhkan. Jadilah orang yang ingin kamu lihat dalam diri orang lain. Maka kamu akan “berada dalam cinta” dan bukan “butuh cinta.” Kamu akan dapat mencintai seseorang apa adanya, bukan karena apa yang dapat dilakukannya untukmu.
- Belajarlah mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu
- Gunakan hatimu
- Jangan berharap
- Belajar mengikhlaskan
- Sabar dan memaafkan
Disarikan dari artikel-artikel (silahkan baca untuk penjelasan lebih lengkap):
- Margaret Paul, Ph.D.: Is This Love or Emotional Dependence?
- How to distinguish between love and emotional dependence
- Emotional Dependency versus Love
-Untuk “Ani” dan Billy.-
“Jadilah orang yang ingin kamu lihat dalam diri orang lain.”
klise tp masuk akal. nice post bung
iya. makasih moga bermanfaat.
tapi capek mas klo selalu ingin jadi orang lain, sebisa mungkin buat asmie sie jadi diri sendiri saja.. ;(
mngkn bukan ttg personality tapi lebih pada attitude 🙂
iya betul. 🙂
nananana…… 😀
Belum pernah sampai begitu Ham. Dulu kalo jatuh cinta cuman dipendam aja karena dah tau kalo ndak boleh pacaran 🙂
itu lebih baik mbak, menahan ego ya, hehe 🙂
Aku malah ndak tau apa itu namanya Ham. Syariat ndak boleh yo wis aku ga’ berani langgar 🙂
sip mbak setuju banget nih 🙂
baru denger istilah ini. hehehe. thx for the info.
kalau yang ini: Belajarlah mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu
setuju banget…
iya bener bgt. 🙂
Aku lagi belajar ikhlas 🙂
bagus tuh mbak eka (moga saya pun bisa melakukannya) 🙂
met berjuang…….
pernah,dan hampir stressss Y_Y dibohongi dan ditinggal pergi seseorang yg pernah saya cintai
walah… semoga jadi pengalaman berharga yo.. 😉
T_T (jika dingat) sungguh menyiksa batin
mudah2an bisa diisi dengan mencintai keluarga yang sekarang ya mbak.. 🙂
Iya mas ^_^ matur suwuuun
I love my self dan lbh senang dicintai.. 🙂
wow nice
Just being your own miracle, don’t ask or seek in other’s but yourself….
sgala sesuatunya hrs terkendali, klo sampe totally dependent sm seseorang, kayaknya butuh di konsul ke psikiatri…hehehe
yap bener mas.
I guess so, since nothing last forever…..
exactly. it’s nicer to have enough for yourself and some other people.
pernah ilham.. dulu tapi he he..
kalo sekarang mungkin cowoknya ada 3 yang dicintai ya mbak hehe 🙂
memang tak sedikit yg lupa ya kalau mencintai diri sendiri juga perlu 😛
iya mbak. itu semacam modal juga supaya bisa mencintai orang lain.
to be able to love the others we should try hard to love our selves first, right? 😀
tul sekali. 🙂