Berteduh Dari Hujan

Sepertinya disini baru mulai musim hujan yang lumayan deras plus mati lampu. Ini memang baru terjadi dua hari ini, nggak sebanding dengan kota dan daerah lain yang bahkan sampai menderita kebanjiran.

Mudah-mudahan sih Medan nggak sampai mengalami musibah yang sama. Membayangkan korban banjir di TV pasti berat sekali menghadapi kehilangan sekaligus berusaha bertahan hidup.

Seusai memberi makan ikan sore tadi, saya menemukan Big Mama sedang bertengger bersama seorang juniornya, anak kucing berwarna hitam-putih yang saya nggak tahu pasti jantan atau betina. Tapi menilai dari keagresifannya kayaknya sih cowok.

junior

Mereka berteduh menghindari hujan yang turun tadi sore. Si junior tampak berlindung di belakang ibunya sambil takut-takut ketika saya coba pegang. Sempet saya gendong juga dia, tapi langsung melompat lagi mendekati ibunya.

Pengennya sih si junior saya bawa kedalem, tapi saya tahu Mamak nggak suka ada anak kucing di dalem rumah, soalnya suka pipis dan eek sembarangan. 😛

39 pemikiran pada “Berteduh Dari Hujan

    • nah itu dia yang gak tau mbak. 😀 namanya juga masih liar, jadi kami gaktau dimana dia melahirkan. tapi paling nggak ada dua atau 3 yang pernah kelihatan anak2nya.

    • hihi iya. badannya termasuk bongsor. anaknya juga agak besar dan buncit. mungkin karena masih kecil jadi nempel terus sama ibunya. kalo udah agak gede mungkin udah bisa kelayapan sendri. 😀

  1. ya ka, di surabaya juga hujan deras.. dan ketika hujan kucing2 juga gak tampak berkeliaran di jalan.. pada neduh…
    betul ka, sedih jika membayangkan korban banjir..

  2. Ping balik: Very Inspiring Blogger Award | The Moon Head

  3. Ping balik: Dulu dan Sekarang Antara Kucing dan Kita | The Moon Head

Tulis Komentar